Search

Friday, December 25, 2009

MATI SURI KU

Gambaran tentang perjalananku selama Mati suri:


Tahun 1979 , aku tertabrak angkutan (colt) ketika aku keluar dari sekolah naik sepeda,  tubuhku terpelanting jauh hingga  kurasakan sakit yang tiada tertahan lagi.
Ketika itu aku masih dapat melihat tubuh dan orang disekirtarkau membawa aku ke Rumah sakit, hingga batas ketahanan sakitku tak dapat kurasakan lagi.

Karena aku tak bisa merasakan sakit lagi maka aku hanya bisa pasrah,
dan tubuhku mulai berputar dengan kepala sebagai pusatnya
hingga kurasakan ada sesuatu yang lepas dari diriku,
dan itu adalah aku sendiri.
Aku terbawa ke lorong gelap jauh tak berujung,
namun secara perlahan aku melihat secercah cahaya sinar di depan sana,
cahaya itu semakin jelas dan semakin besar, hingga aku terlempar dalam dunia yang cerah.
Dunia yang baru tanpa ada matahari, tak ada teman apalagi sodara
yang kutemui hanya hamparan dunia yang menyejukkan.



Hingga aku masuk ke dunia yang asing dan tidak pernah aku temui sebelumnya, 













Sampai sesaat aku berada di sini, aku mulai bertanya, dimanakah aku ini, dengan siapa aku di siniJika Engkau ada, maka tunjukkan keberadaan Mu itu.Aku meminta sesuatu yang diluar nalar otak manusi,namun apa yang kuminta , semuanya terpenuhi dengan tanpa jeda waktu
Ajaib Engkau yang berkuasa tas segala sesuatunya.........
























Dan aku mulai bosan dengan segalanya, tidak ada lagi tantangan, rasa senang, rasa sedih, rasa-rasa yang lain
tidak lagi bisa kurasakan
Sekarang aku dalam kesendirian, hanya berteman ketidak pastian kapan, kemana, apalagi, dan ketidakpastian segalanya, entah sampai kapan.

Ya Allah, Tuhanku, kali ini aku memohon satu hal yang pasti Engkau akan kabulkan, karena aku yakin itu,Aku mohon hidupkan aku kembali ke dunia , agar aku bisa memiliki bekal kepastian ketika esok aku kembali ke sini lagi, amin.Biarlah aku dengan segala jiwa dan ragaku ini akan kupersembahkan untuk saudara, teman, bahkan sesuatu yang aku benci sekalipun tetap akan kuberikan.karena kuyakin ini akan menjadi bekal yang berguna kelak ketika aku menghadap Mu kembali.


Dan,
seketika itu aku masuk ke dalam dimensi yang tidak aku ketahui, menelusuri dunia itu,
hingga aku merasakan betapa sulitnya aku bernafas, 
betapa sakitnya dadaku ketika aku menghirup udara,
betapa beratnya tanganku ketika akan ku angkat,
betapa bahagianya aku dengan segala rasa sakitku itu,
horeeeeee,
ternyata aku hidup kembali.

Dan, 
biarlah kesedihan, kepedihan, ketidak puasan,
itu menjadi kebahagiaanku untuk hidup ini.